SEKILAS
TENTANG DESA TAMBAKSELO
PENDAHULUAN
Masyarakat
Desa terbentuk dari berbagai ikatan , ikatan yang pertama melahirkan bentuk
yang dinamakan genealogis sedangkan
yang ke dua adalah ikatan territorial,, geneologis adalah keturunan sedangkan
territorial adalah wilayah / wengkon , dan sudah pasti bahkan mesti suatu
desa memiliki unsure yaitu gotong-royong yang kuat, bahkan melebihi clien dan
patron , sebab tata kehidupan yang berjalan adalah saling bertemu, berhadapan
baik individu mauoun kelompok dimana mengenal satu sama lain seperti mengenal
dirinya sendiri.
Kata
Desa berasal dari bahasa sanksekerta , desya. Serta pengaturan desa bias di
telaah secara histories semenjak di temukannya prasasti himawalandit (+1350)
yang memuat kata swatantra yang dapat di artikan sebagai kewenangan utuk
menyeelenggarakan rumah tangganya sendiri dan prasasti kawali (+1350) yang
memuat kata Desa secara normative , desa
oertama kali di temukan oleh Mr. herman warner muntunhe pada tanggal 14 juli
1817 di pesisiran pulau jawa utara pada waktu menjadi anggota raad van indie
semasa pemerintahan lutenan gubernur general Thomas Stamford raffles, . untuk
pertama kalinya desa merupakan lembaga terendah di singgung dalam undang –
undang pertama hindia belanda, yang terkenal dengan nama REGLEMENT OP HET
BELEID DER REGERING VAN NEDERLANDS INDIE tahun
1845.
Sebagai pelaksanaan dari pasal-pasal dalam
REGLEMENT OP HET BELEID DER REGERING VAN NEDERLANDS INDIE , maka pada tahun
1906 dikeluarkan suatu ordonatie java and madura ( igo-inlandsche gemente ordonatie),
staatblad no 83 tahun 1906 yang mengatur pemerintahan desa di jawa dan madura
yang di kenal dengan nama gementee ordonantie sedangkan luar jawa di tetapkan
dengan aturan tersebdiri.
Desa-desa yang di bentuk pada saat itu lebih bersifat desa geneologis, di
mana warga desa memiliki hubungan kekeluargaan sehingga sistim nilai yang
berlaku dalam mengatur kepantingan bersama warga desa adalah adapt-istiadat
masyarakat setempat, walaupun di dalam ordonasi di atur tentang pemerintahan
Desa, dan jelas juga pada kamus bahasa Indonesia 1993-200 secara jalas mengungkapkan bahwa
desa adalah sekelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan ;kampong;
dusun ;udik;dusun.
Setelah kemerdekaan maka pengaturan
mengenai desa menjadi bagian dari kabupaten yang berpedoman pada undng-undang.
Dari urauan diatas sejarah kabupaten grobogan
yang telah mengalami pergeseran maupun perubahan tata pemerintahannya baik yang
menyangkut susunan dan wilayahnya maka di wilayah pedesaannpun mengalmi
penggabungan maupun pemecahan suatu Desa , dari wilayah desa Tambakselo
kususnya terjadi penggabungan antara wilayah Jatisemen dan kenteng gadon gading
, Jatitengah ,Ragem Jatisari ,Tambakrejo, Krajan ,Bangsri menjadi satu
kesatuan,mengingat sebelum diadakan penyatuan wilayah Desa Tambakselo Wilayah
Kecamatan wirosari(sekarang)yang dulunga adalah wilayah / statusnya adalah kawedanan dan
kecamatannaya/assitenannya berada di karangasem sesuai dengan (staadblad
1932 no 16 , staadblad 1933 no 51) maka di hapus kemudian terjadilah
penggabungan dan pemecahan Desa.
Sebelum adanya
terbit atuuran tersebut untuk jatitengh dan tumpuk, ragem,kenteng,gadon ,gading
kalau menghadiri panggilan rapat atau
perintah masih di bawah asisten wedono di karangasem .
Memang sangat
panjang sejarah suatu Desa apalagi keadaan jaman dulu sangatlah beda jauh
teruta dalam sarana transportasinya, Kembalai ke Desa Tambakselo ,kalau menilik
dari nama – nama dusun maupun nama yang lain yaitu nama makam Sentono maka bisa
di bayangkan bahwa sentono itu adalah nama yang sama dengan lokasi prasasti
majapahit , itu berarti bahwa memang sungguh panjang sejarah terbentuknya
wilayah Desa ini bisa diartikan sejak jaman majapahit kemungkinan Desa
Tambakselo sudah ada , tetapi kita hanya bisa menulis apa yang masih bisa di
dengar dan di telik walau sedikit dengan bukti fisik nya, mungkin nanti ada
bukti-bukti lagi ysng akan memperjelas keberadaan asal-usul Desa Tambakselo
Yang Sangat Kita Banggakan..
Juga dari cerita tutur orang jawa banyak
cerita yang mengiringi lahirnya desa tambakselo yaitu salah satunya adalah
Bahwa
di daerah tersebut dulunya ada tambak/bendungan
yang sangat panjang yang terdiri dari selo
/ batu bebatuan , yang dibangun jaman pemerintahan belanda, ada cerita juga dari sesepuh desa
tambakselo, bahwa batu- batu yang di gunakan atau dipakai untuk membendung
wilayah tambakselo di angkut dari batu batu besar yang di seret menggunakan
sapi maupun kerbau di ganjal dengan roda kayu untuk meluncurkan batu batu tersebut,
batu batu tersebut berasal dari timur balai desa Tambakselo sekarang, mengingat
wilayah Desa Tambakselo meupakan dataran rendah di bandingkan dengan wi layah
di sekelilingnya , dan juga sebelum ada Bendungan tirto sekarang, dulu
ceritanya akan di bangun bendungan di wilayah Jatisemen(sekarang) yang akan di gunakan belanda untuk mengairi
wilaya Tambakselo ke selatan, karma air tidak bias mengalir karma wilayah jatisemen(sekarang)
lebih rendah posisi ketinggiannya, maka bendungan tersebut tak terpakai konon
juga sebelum jadi sudah keburu keena petir, dan apabila bendungan tersebut bisa
terpakai otomatis wilayah jatisemen ke utara terjadi genangan air yang banyak.
Maka penulis menyimpulkan pada masa bendungan
jatisemen sekarang) itu sudah finis
pembangunannya wilayah jatisemen keutara di bangunlah tambak batu-batu yang
konon ceritanya berukuran yang sangat besar yang di pindahkan tidak hanya
dengan tnaga manusia tapi juga dengan tenaga hewan dengan sistem kerja jaman
belanda yang bertujuan untuk membendung air luapan maka di situlah ahirnya
batu-batu di susun di tata yang sangat
banyak jumlahnya serta besar ukuranya agar supaya pengaturan pengaiaran air
bisa sesuai rencana ,tetapi kemungkinan alam berkehendak lain karma memang di
sekeliling Desa Tambakselo dulunya adalah hutan dan perbukitan yang ahirnya
jumlah volume air yang sangat luar biasa mengakibatkan bendungan tersebut tidak
berfungsi atu tidak kuat menampung debet air yang sangat banyak volumenya .
Dengan tidak selesainya pembangunan pengairan
oleh belanda tersebut yang memang di kenal sebagai negara yang ahli dalam
pembangunan bendungan maka di cari tempat yang lebih tinggi oleh karma itu maka
pembangunan ke 2 di kerjakan di wilayah
yang sekarang di namakan dusun bangsri/yang di kenal di bayanan itulah
kira-kira.
Dan setelah Tambakselo sudah menjadi sebuah desa maka sebelah barat
adalah wonorejo dan selatan adalah Dusun Tambakrejo keselatan lagi adalah Dusun
Jatisari,bekas bendungan adalah jatisemen dan welahan,keutara adalah dusun bangsri
dusun jatitengah,dusun
tumpuk,ragem,dusun kenteng,gadon,gading,sendangwaru dan di lingkup balai Desa
adalah dusun krajan.
Banyak tokoh desa yang mengiringi
perkembangan Desa Tambakselo salah satunya adalah ulama – ulama yang menyiarkan
agama islam di wilayah Tambakselo sehingga sampai sekarang Desa Tambakselo
termasuk Desa sebagai Tempat pendidikan Agama Islam Baik MI maupun Ponpes –
ponpesnya, yang bertempat di dusun jatisari dan bangsri kususnya dan masih
banyak pula tempat –tempat pengajian di setiap Masjid yang berada di dusun –
dusun..
Serta masih ada pula bangunan – banunan
peninggalan jaman belanda yaitu berupa bendungan dan batas – batas wilayah
antara hutan dan pedesaan yang berupa tanda batas maupun yang lainnya.
Dan juga Terbentuknya suatu desa pastilah
ada sejarah yang mengiringinya yang masih menjadi ingatan di lingkungan desa
tersebut ( Desa Tambakselo) .
Wilayah desa tambakselo yang mencakup 11
kepala dusun dengan 14 nama dusun dan 11 rw 11 bpd 45 rt merupakan wilayah yang
cukup besar di bandingkan dengan desa sekitarnya
1.
ragem
2.
tumpuk
3.
jatitengah
4.
gading,gadon,kenteng.
5.
sendangwaru,
bangri.
6.
krajan
7.
wonorejo
8.
tambakejo
9.
jatisari
10.
jatisemen
11.
welahan
Masing –Nasing Dusun Mempunyai Sejarah
Tersendiri , Di Sini Kami Juga akan menceritakan para pejuangan leluhur yang
mengiringi perjalanan Desa Tambakselo yang masih teringat adalan kemenangan para tokoh maupun jawara
desa dalam memenangkan sayembara dalam penangkapan seorang bernama tirto
bulayat yaitu seorang yang mempunyai kelompok / gerombolan yang membangkang dan
memalsu uang dan sangat sakti waktu itu dan tidak ada pendekar manapun yang
bisa menumpasnya yang pada ahirnya bisa di tangkap dan diserahkan kepada
pemerintahan belanda oleh tokoh Desa Tambakselo waktu itu.
Perlu Di Ceritakan Pula Petutur Dari
Sesepuh Desa Tambakselo Bahwa Sebelum Desa Tambakselo Seperti Sekarang Ini
Dulunya Terdapat Banyak Kelurahan/Wilayah Yang Dipimpin Oleh Lurah/Bekel Dan
Ada Balai Desanya Masing – Masing Sampai Pada Ahirnya Menjadi Satu Kesatuan
Menjadi Desa Tambakselo Yang Sampai Sekarang Dinama Balai Desanya/Kantor Kepala
Desa Berada Di Dusun Krajan Dengan Lurah/Kepala Desa
- NOLOBONO (1922)…Anaknya Pardi (1927)..!930.
- PARTO REJO PARMEN .
- PARDI 1960 -1969.
- MAHFUD RIDHO 1973-1999.
- SODIKIN 1999-2006.
- SAREH JOKO PRASETYO.
Terdapat tempat tempat makam para kyai-kyai
yang setiap tahunnya selalu di adakan haul yaitu kiayi Habibah, Kiai Andurahman,Kiai Idris, Kiai/Mbh Turi, yang merupakan
penyiar islam di wilayah Desa Tambakselo.
Adanya makam-makam para kiayi tersebut maka
tidak lepas dari penyebarab islam yang di bawa pleh para wali atau keluarga
wali songo melalui jalur pantura / jalur jalan raya pos jaman belanda yaitu antara Kendal Semarang Demak
Kudus Pati Juwana Rembang
Lasem
Tuban Sidayu Gresik Surabaya Wonokromo Waru
di jalur tersebut besar keungkinan lintas asintenan karangasem kawedanan
wirosari menuju pati digunajan sebagai
jalur alternative dari rute perjalanan maka dari itu banyak persinggahan –
persinggahan (ampiran) berada di daerah
Wirosari termasuk ampiran adipati pragola di kauman wirosari .sejarah desa tambakselo
tidak lepas dari kejadian yang terjadi di kadipaten grobogan dan kesultanan
Mataram karma masih termasuk wilayah grobogan walaupun juga dapat masukan
budaya dari kesultanan Demak bintoro terlebih lagi dari perjalanan para wali
songo dalam penyebaran islam.
Prajurit
Patangpuluhan adalah prajurit yang pada masa dulu merupakan pasukan elit
Kerajaan Demak Bintoro berjumlah 40
orang. Pasukan ini dipimpin oleh seorang Manggolo Yudho yang disebut
"Lurah Tamtomo", dengan dua orang pengapit (ajudan). Terdapat pula
seorang Wiro tamtomo dan 3 Bintoro.
Keberadaan
prajurit patangpuluhan sampai saat ini masih dipertahankan sebagai bagian dari
acara Grebeg Besar yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah. dalam acara
pemberangkatan minyak jamas. yaitu mengawal minyak yang akan dikirim ke Sesepuh
Kadilangu untuk menjamas pusaka peninggalan Sunan Kalijaga, berupa keris Kiyai
crubuk dan Kutang Ontokusumo.
Juga
terdapat cerita popular Sarip Tambak Oso adalah sebuah legenda populer
di Jawa
Timur yang sering dipentaskan dalam pertunjukan Ludruk, terutama di
daerah Surabaya
dan Sidoarjo.
Kisahnya tentang seorang pencuri budiman bernama Sarip yang berani menentang
pemerintahan kolonial Hindia Belanda di daerahnya.
Kisah Sarip (berdasarkan rekaman Ludruk wijaya Kusuma tahun 1970an)
Dusun
Tambak Oso dibagi menjadi 2 wilayah yang dibatasi oleh sebuah sungai, wilayah
tersebut biasa disebut Wetan kali dan Kulon Kali. Masing-masing wilayah
mempunyai Jagoan (orang yang disegani karena kesaktiannya). Wilayah Kulon kali
di kuasai oleh seorang jagoan bernama Paidi, dan Wetan kali dikuasai oleh
Sarip.
Paidi
adalah seorang pendekar yang berprofesi sebagai Kusir Dokar yang mempunyai senjata
andalan berupa Jagang yang terkenal dengan sebutan Jagang Baceman. Sarip adalah
pemuda jagoan dari desa Tambak Oso yang berhati keras, mudah marah, namun
sangat menyayangi kaum miskin, terutama kepada ibunya yang seorang janda. Di
tengah kemiskinan dan kebodohan, Sarip bertindak sebagai maling budiman yang
mencuri di rumah-rumah orang Belanda, saudagar kikir, dan para lintah darat,
untuk dibagi-bagikan kepada warga miskin.
Sarip
selalu menjadi Target Operasi Government Belanda, karena perbuatannya yang dianggap
membuat keonaran dan memprovokasi masyarakat untuk menentang kebijakan Belanda.
Suatu hari, sarip mendapati Ibunya sedang dihajar oleh Lurah Gedangan karena
ibunya tidak dapat membayar pajak tanah garapan berupa tambak. Melihat hal
tersebut Sarip marah dan langsung menghabisi nyawa Lurah Gedangan dengan
sebilah pisau dapur yang menjadi senjata andalannya.
Dilain
hari diceritakan Saropah (adik misan Sarip) hendak pulang dari Nagih pada
orang2 yang terpaut utang dengan orang tuanya, ditengah jalan bertemu dengan
Sarip dan pada saat itu Sarip bermaksud meminjam uang pada Saropah, karena
belum mendapat izin dari orang tuanya, Saropah tidak mengabulkan permintaan
Sarip. Sarip yang punya perangai kasar tidak sabar dan memaksa Saropah untuk
menyerahkan Arloji yang sedang dipakainya, dan disaat terjadi perseteruan
tersebut munculah Paidi yang hendak menjemput Saropah. Oleh Orang tua Saropah
Paidi memang telah dipercaya untuk menjaga Saropah agar aman dari ancaman
orang2 yang tidak senang. Setelah terjadi perang mulut antara Sarip dan Paidi,
terjadilah duel antara dua pendekar tersebut. Sebilah pisau dapur ternyata
tidak lebih mumpuni dibanding Jagang Baceman yang notabene lebih panjang,
akhirnya Sarip tewas dalam perkelahian tersebut dan mayatnya dibuang di sungai
Sedati.
Dibagian
hilir sungai Sedati, Ibunda Sarip "Mbok e Sarip" tengah mencuci
pakaian, entah kenapa pikirannya gundah gulana memikirkan anak keduanya itu.
Dia berhenti mencuci karena ada warna merah darah yang mengalir disungai itu,
dia berjalan mencari sumber darah tersebut, alangkah terkejutnya dia ketika
didapatinya sumber warna merah tersebut adalah mayat anaknya. Spontanitas dia
menjerit seraya berteriak " Sariiip durung wayahe Nak.....". Anehnya
Sarip bangkit dari kematiannya
dan segera berlari menemui ibunya, kemudian menanyakan kepada ibunya tentang
hal apa yang terjadi pada dirinya dan kenapa dia tidur disungai. Kemudian
ibunya bercerita, ketika Sarip masih dalam kandungan, Ayahnya bertapa di Goa
Tapa (daerah Sumber Manjing)selama beberapa waktu, dan ayahnya kembali pada
saat anak keduanya telah lahir dengan membawa sebongkah kecil tanah merah
"Lemah Abang". Selanjutnya tanah tersebut dibelah dan diberikan pada
Sarip dan Ibunya untuk dimakan. Dikatakan oleh ayah Sarip, bahwa Sarip akan
dapat bangkit dari kematian apa bila ibunya masih hidup, meskipun ia terbunuh
1000x dalam sehari.(dilanjut nanti lagi...masih panjang by: Cak Wandoyo)
Demikian
salah satu cerita yang menarik kita gunakan sebagai gambaran dari budaya
masyarakat era tujupuluhan yang tidak menutup kemungknan cerita ersebut di
ilhami dari cerita-cerita sebelumnya tetapi cerita tersebut tidak sama dengan
keadaan di mana tempat dan pelaku disebutkan apabila terdapat nama yng sama itu
hanya kebetulan.
terimakasih pak, Sangat membantu tugas kuliah pak :D
BalasHapusPak Sareh JP ada no hp yg bisa sy hubungi?
BalasHapusHub. WA. 081326158684
ya
Hapus